*

*

Ads

Senin, 29 Januari 2018

Asmara Berdarah Jilid 051

Thaikam itu hanya pura-pura saja tentunya. Dia sudah mendengar akan semua yang telah terjadi, akan kegagalan-kegagalan para anteknya dan dialah yang memerintahkan agar semua tokoh Hwa-i Kai-pang dibunuh, dan para tawanan yang tidak sempat dibebaskan juga dibunuh. Biarpun demikian, hatinya masih selalu dalam keadaan was-was maka dia sudah bersiap untuk melarikan diri, walaupun dia masih percaya akan pengaruhnya terhadap kaisar. Kedatangan Jenderal Ciang yang menangkapnya sama sekali tidak disangkanya.

"Orang she Liu, apakah yang telah kau lakukan selama ini? Mengapa engkau memperalat orang-orang jahat dan menyuruh orang-orang jahat mencoba untuk membunuh Menteri Liang dan Jenderal Ciang?" Kaisar membentak.

Dengan mimik muka yang pandai, thaikam itu terbelalak dan memprotes dengan sikap wajar orang yang merasa difitnah.

"Ampun, sri baginda! Itu sama sekali tidak benar! Hamba telah difitnah orang! Banyak sekali orang yang merasa iri dan ingin menjatuhkan hamba karena paduka telah melimpahkan kepercayaan yang besar kepada hamba. Ini merupakan fitnah penasaran! Hamba berani bersumpah bahwa hamba setia terhadap paduka sampai mati!"

"Hemm, setia dan memelihara penjahat-penjahat sebagai kaki tanganmu?"

"Tidak, sama sekali tidak benar. Hamba bersumpah..."

"Apakah persekutuan penjahat-penjahat Hwa-i Kai-pang dan Cap-sha-kui yang dipimpin oleh datuk bernama Siangkoan Lo-jin itu bukan antek-antekmu?"

"Tidak, hamba sama sekali tidak pernah mendengar nama-nama itu, hamba tidak mengenalnya. Memang hamba merasa tidak suka kepada Menteri Liang dan Jenderal Ciang karena hamba melihat bahwa mereka itu menentang paduka, tidak taat..."

Kaisar menghardiknya dan berkata kepada Bhe Hok.
"Hai, kamu! Katakan apakah ini orangnya yang memimpin seluruh persekutuan busuk itu!"

Bhe Hok memandang kepada Liu-thaikam dengan muka pucat. Tadi dia mendengar betapa Hwa-i Lo-eng sudah dibunuh dan sekarang tinggal dia agaknya yang harus berani menjadi saksi. Akan tetapi dia tadi sudah mengucapkan pengakuannya, tidak mungkin mengingkarinya kembali, maka diapun berkata dengan suara gemetar,






"Benar, sri baginda. Dia adalah Liu-taijin yang dibantu oleh kelompok hamba semua..."

Liu-thaikam menengok dan begitu melihat wajah Bhe Hok, dia terkejut dan marah bukan main.

"Kau... kau...!" Bentaknya sambil menudingkan telunjuknya. "Engkau pengkhianat busuk! Berani engkau membawa-bawa namaku disini? Akan kusuruh cincang hancur kepalamu..."

"Cukup!" Kaisar membentak. "Tangkap pengkhianat ini dan seret ke pengadilan tinggi!"

Para pengawal maju dan menangkap Liu-thaikam yang berteriak-teriak dan meronta-ronta, memaki-maki Bhe Hok, Menteri Liang, Jenderal Ciang dan akhirnya memaki-maki kaisar pula sehingga para pengawal membungkam mulutnya dan menyeretnya keluar.

Dengan wajah murung lalu mengucapkan terima kasihnya kepada Jenderal Ciang, Menteri Liang, juga kepada Hui Song dan Sui Cin, kemudian kaisar membubarkan persidangan darurat itu.

Pengadilan menjatuhkan hukuman mati kepada Liu-thaikam dan ketika diadakan pemeriksaan dan penggeledahan, kaisar sendiri tertegun melihat tumpukan harta hasil korupsi dan penindasan yang dilakukan bekas pembantunya yang tadinya amat disayang dan dipercayanya itu.

Harta benda yang ditumpuk oleh Liu Kim atau Liu-thaikam itu sungguh amat besar jumlahnya. Menurut catatan sejarah, emas dan perak yang didapatkan sebanyak 251.583.600 tail, batu permata sebanyak sepuluh kilo lebih, dua stel pakaian perang dari emas, 500 piring emas, 300 pasang gelang dan cincin emas, 4000 ikat pinggang emas permata.

Dan istananya di kota raja bahkan melebihi kemewahan istana kaisar sendiri! Memang luar biasa sekali penumpukan harta yang dilakukan oleh Liu-thaikam melalui korupsi dan penindasannya itu. Tiada keduanya dalam sejarah. Kerakusannya dalam hal menumpuk harta sukar dicari bandingannya dan menjadi buah bibir rakyat sampai sepanjang sejarah. Padahal, sebelum menjadi thaikam, Liu Kim adalah seorang anak dari keluarga yang miskin dan rendah.

Setelah komplotan itu berhasil dibongkar, barulah Kaisar Ceng Tek menjadi panik dan kaisar ini lalu melakukan pembersihan diantara para pejabat tinggi. Juga dia memerintahkan Jenderal Ciang untuk mengerahkan pasukan membasmi para penjahat yang tadinya menjadi antek Liu-thaikam.

Hwa-i Kai-pang diserbu, para anggautanya ditangkap dan dihukum, gedungnya dirampas pemerintah. Akan tetapi tidak mudah bagi Jenderal Ciang untuk dapat mencari tokoh-tokoh Cap-sha-kui yang bergerak seperti setan. Dengan tertangkapnya Liu-thaikam dan hancurnya komplotan itu, barulah pemerintahan Kaisar Ceng Tek yang muda itu menjadi bersih dan barulah kaisar muda itu mulai memperhatikan roda pemerintahan.

**** 051 ****
Asmara Berdarah







Tidak ada komentar: